Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Proses Bisnis di Bidang Teknik Komputer dan Telekomunikasi melalui Pembelajaran Berbasis Proyek


Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Proses Bisnis di Bidang Teknik Komputer dan Telekomunikasi melalui Pembelajaran Berbasis Proyek - Peneliti merupakan pekerja produktif bidang digital marketing dengan spesialisasi pada teknik SEO dengan pengalaman bekerja profesional selama lebih dari 20 tahun, saya tertarik mengajar karena melihat data pada sekolah SMK yang ada di Indonesia 8-11% pengangguran di Indonesia diisi oleh lulusan SMK.

Dari data angka pengangguran sekitar 7,9 juta dari data tahun 2023, itu artinya adalah ratusan ribu lulusan SMK yang menganggur, apa yang salah pendidikan SMK di rancang untuk mempersiapkan lulusan terampil dan memiliki standar industri yang handal. Intinya mencetak generasi lulusan siap kerja. Kurikulum pada satu pendidikan SMK sangat komplek dan tidak main-main.


Tempat berkumpulnya para tenaga ahli hampir semua bidang ada di SMK, di awal saya mengajar di salah satu SMK ternama yang ada di Palembang, di awal saya melamar menjadi guru saja sudah sangat terkejut karena saya yang memiliki spesialisasi SEO harus mampu menguasai bidang turunan tidak hanya pada digital marketing, tetapi juga harus menguasai jaringan dan progreming.

Karena saya tidak memiliki pengalmanan mengajar akhirnya lulus di untuk mengajar di kelas 10 jurusan TKJT dengan alasan pertimbangan pimpinan saya hanya menguasai dasar-dasar kemampuan TKJT. Setelah mengajar betapa terkejutnya saya kesan pertama mengajar karena siswa tidak memiliki minat pada bidang TKJT alasan utama mereka masuk jurusan tersebut adalah untuk bekerja kantoran.

Sisanya disuruh orang tua karena alasan karena sekarang jamananya komputer kalau tidak bisa komputer akan sulit mencari kerja. Tidak hanya sampai disitu saja guru yang mengajar di jurusan TKJ tidak ada satupun yang bekerja produktif bidang IT mereka lulusan Sarjana dan Magister Teknik Jaringan yang secara teori menguasai semua keilmuan bidang TKJ.

Lebih parahnya lagi pembelajaran yang digunakan seperti alat peraga, lab dan sumber informasi yang digunakan menggunakan teknologi 10 tahun yang lalu sudah usang dan tidak lagi digunakan di Industri IT saat ini. Saat dijelaskan mengapa mengajarkan pelajaran yang tidak digunakan lagi di Industri IT mereka menjawab untuk dasar pengantar siswa untuk mengerti.

Saya adalah orang industri IT bekerja secara produktif profesional selama 20 tahun pengalaman dan mengenal baik industri kerja IT saat ini dan kemajuannya mendapatkan saran mengajar dari guru yang mundur hampir sepuluh tahun dengan teknologi usang dan pembelajaran yang sangat tidak mendukung pada perkembangan pada bidang TKJT.

Belum lagi projek yang diberikan berbasis paper atau hanya makalah saja, akan menambah semua peserta didik berfikir dalam situasi yang tidak nyata, lebih herannya lagi magang peserta didik di kantor bukan sebagai pekerja IT tetapi sebagai adminstrasi kantor menambah kusut sistem yang ada. Hal yang saya lakukan untuk menyelesaikan masalah pada tujuan pembelajaran profesi dan kewirausahaan adalah :

Peningkatan Pemahaman Siswa tentang Proses Bisnis di Bidang Teknik Komputer dan Jaringan Telekomunikasi melalui Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Peserta didik akan merancang dan mempersiapkan semua inovasi yang telah disusun untuk membuat produk bernilai komersial. 
  2. Setelah itu akan dibantu dari produk yang akan dijuan, bagaimana izin usaha hingga dapat dijual seusai dengan peraturan yang berlaku.
  3. Peserta didik bersama orang tua untuk menyusun ide dan membuat izin usaha melalui OSS menggunakan data orang tua.
  4. Proses penerbitan NIB dalam satu kelas selama 1 bulan hanya sekitar 10 orang.
  5. Setelah proses selesai dan mereka memahami tentang bisnisis maka akan mengkonfersi bisnis mereka ke sistem online.

Konversi Bisnis Menuju Digitalisasi

  1. Memberikan arahan untuk untuk mendaftarkan lokasi bisnis mereka ke google map.
  2. Mendaftarkan ke aplikasi seperti Gojek, Grab, Shoppe food.
  3. Memperisakan semua infrastrukturnya untuk dapat digunakan hingga selesai.

Melakukan Promosi Digital Marketing

  1. Pada proses promosi peserta didik diminta untuk melakukan promosi secara konvensional dengan membuat banner atau spanduk.
  2. Kemudian melakukan strategi pemasaran digital melalui intagram dan tiktok dengan membuat konten jualan sesuai bisnisi mereka masing-masing.
  3. Jika dirasa promosi yang dibuat sudah bagus tetapi tidak menundang perhatian harus dilakukan riset SEM atau pemasaran berbayar.
  4. Beberapa sesi dilakukan untuk mengenalkan pemasaran berbayar yang bisa dilakukan melalui Instagram, Tiktok, Facebook, dan Google ads.

Tidak Semua Peserta Didik Memiliki Modal Untuk Promosi Maka Dari Itu Diajarkan Teknik Promosi Organik

  1. Pemasaran Digital melalui teknik SEO memahami algoritma google untuk meracik komposisi agar muncul dihalaman pertama pencarian.
  2. Diperlukan untuk mengajari teknik menulis dan revie.
  3. Mengajarkan menggunakan web 2.0 dan coding senderhana html dan pyton.
  4. Melakukan index artikel yang telah ditulis dan mencari backlink.
  5. Melakukan kontes SEO untuk mengukur kemampuan peserta didik.
Dari rangkaian tersebut barulah siswa mempelajari apa yang dibutuhkan seperti coding, membuat artikel sedikit pengetahuan tentang cloud computing. Hanya saja yang dihadapi peserta didik yang tidak memiliki kemampuan IT sedikit pun bahkan basic tidak ada, untuk menyamakan persepsi saya mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan bidang profesional.

Tidak hanya dari sekolah tetapi memanfaatkan Coursera untuk menambah kemampuan belajar secara mandiri dengan melalui pengajuan bantuan financial secara gratis. Mereka mulai mengikuti rangkaian kursus yang ada di coursera untuk mempersiapkan diri.

Pembahasan Hasil Penelitian

  1. Dari semua projek yang sudah diberikan pada siklus 1 hanya 3 orang yang selesai sekitar 3%.
  2. Pada Siklus 2 siswa yang menyelesaikan projek tersebut hanya sekitar 15% sekitar 8 siswa.
  3. Pada siklus 3 sekitar 15 siswa atau setara 60%.

Dari rincian projek yang diberikan yaitu sebagai berikut :

  1. Produk Jualan Dalam Bentuk Fisik dan Tertulis 90% siswa selesai
  2. NIB 80% siswa selesai
  3. Membuat Konten Promosi Video 60% Selesai
  4. Membuat Konten Penulisan 80% siswa selesai.
  5. Membuat Website 2.0 sekitar 98% Siswa selesai.
  6. Melakukan Optimasi SEO 3% siswa selesai.
Bayangkan dari 2 tujuan pembelajaran ada banyak sekali yang harus diajarkan, saat ini ada sekitar 7 tujuan pembelajaran setiap Bab jurusan TKJT rata-rata setiap semester ada 4-6 Bab yang diajarkan, rasionalnya satu semester hanya bisa di lakukan untuk 2 tujuan pembelajaran saja.

Padatnya materi yang ada membuat siswa tidak fokus pada pembalajaran, dalam penerapan di sekolah saya juga membagi siswa menggunakan sistem peminatan keahlian meski sudah dibagi dalam jurusan saya membuat semacam komutias bejalar untuk siswa kelas 10 TKJT seperti :
  1. Komunitas belajar Coding
  2. Komunitas Balajar SEO
  3. Kmunitas Belajar SEM
  4. Komunitas Belajar Konten Kreator.
Beberapa siswa merasa bahwa proses materi yang saat ini diberikan terlalu berat dan sulit, namun jika kita ingin mengikuti trend industri IT harus mengadopsi hal tersebut, dalam perkembangan saat ini sistem pembelajaran tersebut saja sudah usang jika dibandingkan dengan perkembangan AI saat ini, profesi tersebut akan tergantikan seiring berjalan waktu.

Sementara di SMK saat ini sama seperti 10 tahun yang lalu tidak ada yang berubah dari teknologi sampai dengan cara guru mengajar, tidak heran jika SMK banyak mencetak pengangguran karena kurikulum hanya menganti adminstrasi di sekolah bukan mengubah sistem pembelajaran terutama yang ada di TKJT.

Kritik untuk sistem pendidikan SMK seharunya dalam menyusun projek dan program kurikulum harus melibatkan para profesional bidang IT, masalahanya mereka yang benar-benar ahli dalam bidang IT tidak memiliki kemampuan yang cakap dalam komunikasi, hal inilah pemerintah lebih memilih mereka yang sedikit ahli IT tapi mampu menjual ludah dengan baik ke pemerintah akhirnya ditunjuk sebagai pakar.

Atau mereka ASN yang sudah lama bekerja di bidang teknis ditunjuk sebagai ahli IT. Ironi yang cukup membuat saya menelus data semua guru jurusan TKJT hanya berprofesi sebagai guru dan tidak berprefesi sebagai pekerja profesional bidang IT. Tidak heran jika peserta didik nantinya hanya sebatas mau kerja kantoran setelah lulus bisa ngetik di word lancar saja sudah cukup untuk bekerja. Saya sempat beberapa kali melamar sebagai guru DKV dan TKJ di beberapa sekolah unggulan yang ada di kota Palembang, saat sesi wawancara saya hanya menyebutkan satu keahlian saya spesialisasi ahli SEO berpengalaman 20 Tahun dan Produktif sebagai pekerja profesional sampai saat ini itupun dianggap hanya memiliki dasar tidak cocok untuk menjadi guru karena SMK harus bisa semua bidang Teknik Jaringan.

Padahal dirumah sebelum wawancara saya membaca pada kurikulum SMK itu mempersiapkan peserta didik yang memiliki kompetensi hingga memiliki standar industri kerja 4.0 tapi cara pimpinan dan guru disekolah memilih calon guru untuk tidak memiliki landasan tersebut. Pendidikan SMK khususnya Jurusan TKJT tertinggal mundur 10 tahun kebelakang, sebagai informasi Indonesia pada pendidikan SMK saja sudah tertinggal 10 tahun dari negara maju itu artinya program pendidikan SMK saat ini yang ada di Sekolah khususnya Bidang IT adalah pembelajaran sama dengan pembelajaran 20 tahun yang lalu.

Sementara bidang profesional IT berubah dalam hitungan detik paling lama 3 bulan sekali ada perubahan baru. Apa yang seharusnya diperbaiki, salah satunya mendorong peserta didik SMK untuk dapat aktif dalam komunitas tertentu di dunia seperti github, forum diskusi digital marketi dan atau forum dark web untuk cyber security akan membantu meningkatkan kemampuan peserta didik SMK kita.

Pada penetiian ini proses bisinis yang lakukan berkaitan dengan materi berikutnya terkait profesi dan kewirausahaan. Semoga bisa bermanfaat. Selain itu penelitian ini dilakukan satu semester dengan bimbingan satu-satu 14 jam disekolah selama satu minggu dilanjutkan di rumah sampai selesai.